Hai.. ini pertama kalinya aku
posting mengenai kehidupan merah jambu aku di blog ini. Maaf bila ceritaku ini kurang oke, maklumi
sajalah kalo aku bukan penulis cerita roman yang bisa membuat kalian termehek-mehek. Aku hanyalah seorang amatir yang ingin
mengenang kembali episode-episode dimana aku bisa bertemu dengannya, teman
hidupku.. Khamdan Primandaru.
Aku mengenalnya melalui salah
satu akun twitter yang mengumpulkan mahasiswa-mahasiswi kehutanan seluruh
Indonesia. Yah, aku memang lumayan
tertarik dan sering berinteraksi dengan akun forum tersebut, hingga pada suatu
ketika muncul lah notifikasi adanya akun yang mulai memfollow akunku. Akun tersebut bernama @ndarurice, followers
akun kehutanan yang aku ikuti dan dia juga sering aktif di akun forum tersebut. Beberapa saat setelah aku approve, akun
tersebut mulai mengirimi aku message, isinya ya cuma salam perkenalan aja. Dia memperkenalkan dirinya sebagai mahasiswa
Kehutanan UGM, kurang lebih empat tahun di atasku. Tidak terlalu spesial pada saat itu, karena
ya aku pikir cuma pengen nambah temen sesama anak kehutanan aja. Selain itu kami juga tidak pernah berhubungan
lewat message twitter lagi, mungkin hanya lewat beberapa mentionan twitter,
itupun sangat jarang.
Kurang lebih setelah sepuluh
bulan kemudian, dia kembali mengirimiku message. Kali ini dia meminta nomer handphoneku. Setelah aku balas, dia memberitahukan kalau
dia baru saja meng-add akun facebookku, selain itu dia juga mengirimi aku
ucapan supaya aku berhati-hati saat berangkat ke Papua lusa. Bah! iseng kali abang ini, begitu
pikirku. Darimana dia tahu aku akan
pergi ke Papua?! Rupanya dia mengaku
kalau dia abis kepo akun twitterku dan sejak itu dia mulai sering mengirimiku
sms.
Sebenarnya, aku adalah type orang
yang sangat berhati-hati dengan ‘stranger’.
Aku akan berubah menjadi jutek dan atos ketika ada ‘stranger’ yang mulai
gencar meng-sms. Dan biasanya aku hanya membiarkan
sms-sms dari mereka sampai mereka bosan sendiri dan akhirnya berhenti. Hal itu jugalah yang aku lakukan pada si
@ndarurice. Namun pada suatu ketika
pandanganku berubah, aku bisa merasakan adanya ketulusan dan kenyamanan pada
sms yang dikirimkannya kepadaku, aku pun mulai rutin berkirim kabar
dengannya. Ya, dia menemaniku selama aku
PKL di Papua dengan telpon dan sms-smsnya.
Pada awalnya, teman-teman setim PKL ku tidak begitu suka aku berhubungan
dengan si stranger ini, teman-temanku yang baik ini khawatir aku akan disakiti
oleh orang asing yang aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Namun kekhawatiran mereka lama-lama luntur
karena melihat aku yang begitu happy saat berkomunikasi dengannya.
Hubunganku dengan dia berlanjut
sampai aku selesai PKL. Dibalik
kebahagiaanku berkomunikasi dengannya, terkadang juga aku dilanda kebingungan. Mau sampai kapan hubungan seperti ini
berlangsung. Aku belum pernah bertemu
dengannya, aku juga belum begitu mengenal karakter aslinya. Kondisiku yang saat itu sedang kuliah di
Bogor dan dia berada di Jogja sempat membuatku berpikir, ah mungkin bakalan
gini gini aja terus.. Hvft! Namun cara
Tuhan memberikanku jalan sungguh ajaib, tanggal 2 Mei 2013 ayahku berpulang ke
Rahmatullah dan mengharuskanku untuk segera kembali ke Jogja. Dengan pikiran campur aduk aku segera mencari
tiket yang masih tersedia saat itu juga, dan aku masih beruntung karena masih
ada travel walaupun sampainya di Jogja baru keesokan harinya. Tanggal 3 Mei 2013 kurang lebih pukul 10.00
aku tiba di rumahku. Kakak-kakakku yang
merantau di Kalimantan juga sudah hadir, rasanya aku ingin cepat-cepat turun
untuk menemui ibu, kakak dan melihat jenazah ayahku untuk yang terakhir kalinya. Namun alangkah kagetnya begitu aku turun dari mobil, aku melihat dia ada
di depan rumah sedang memarkir motor.
Padahal aku sama sekali tidak memberitahukan berita lelayu itu kepadanya. Selain itu dulu saat berkenalan, aku hanya memberitahukan kalau rumahku ada di daerah pasar
telo, tok, tanpa aku beri tahu nama jalan maupun nomor rumah. Aku yakin aku nggak salah lihat, karena aku
pernah mencoba kepoin foto-foto akun fb-nya, dan ternyata memang benar itu dia,
dan hari itu jugalah kami ditakdirkan bertemu untuk pertama kalinya...
Semenjak pertemuan itu, aku mulai
merasakan rasa nyaman yang makin bertambah dengannya. Dulu aku sempat khawatir dia berharap banyak
kepadaku, lalu pas ketemu malah mak plekenyik zonk. Maklumlah, sepulang dari lapang adalah
saat-saat terminder bagi diriku untuk urusan penampilan. Tetapi, heiii.. nyatanya dia menerimaku apa
adanya, dengan kulit hitam berjerawatku akibat terbakar panasnya terik matahari
Papua lengkap dengan bekas gigitan agas dimana-mana. Aku sungguh bahagia dan bersyukur karenanya.
Selama aku berada di Jogja, aku
semakin dekat mengenalnya. Dan memang,
dia lebih lucu dan menyenangkan saat di dunia asli daripada di dunia maya. Setelah beberapa hari berlalu, tidak terasa
aku harus segera kembali ke Bogor untuk menyelesaikan urusan akademik yang
masih terbengkalai. Dan di detik-detik
sebelum aku kembali ke Bogor, tanpa adanya adegan klasik “maukah kamu menjadi pacarku?”
seperti di drama-drama nan romantis, aku dan dia pun sepakat untuk memulai belajar
bersama menggoreskan cerita kami dalam selembar kertas seperti halnya proses
menggambar, yg menghasilkan gambar senyuman yang menjadi karya kita berdua.
Sejak saat itu aku akui aku
semakin jatuh cinta kepadanya. Entah
pelet apakah yang dia gunakan, aku rasa itu sangatlah manjur. Oh bukan, mungkin bukan pelet, namun
sifatnyalah yang membuatku jatuh cinta. Dia
adalah orang yang jujur. Aku jatuh cinta
dengan kejujurannya sering ngepoin akun-akunku.
Aku jatuh cinta dengan keberaniannya berterus terang apapun mengenai
dirinya. Dia adalah orang yang penuh
kejutan, banyak kejutan darinya yang membuatku bahagia tapi juga pernah
membuatku sedih. Aku jatuh cinta dengan
perut buncitnya. Aku jatuh cinta dengan
kerendahan hatinya. Aku suka melihatnya
ngobrol dengan bapak tukang parkir ataupun mas-mas penjual makanan yang
ditemuinya. Aku jatuh cinta saat
melihatnya melahap habis masakan yg aku buat untuknya tanpa sisa. Aku jatuh cinta melihatnya tertawa keras
sampai pipinya yang empuk hampir menutupi mata sipitnya. Aku suka saat dia memintaku menggaruk
punggungnya walaupun kadang aku menggerutu.
Aku suka saat dia menggodaku dengan memasukkan jari tanganku ke lubang
hidungnya walaupun aku menurutinya dengan ngeri ngeri tapi sayang. Aku jatuh cinta dengan kelegowoan sifatnya
menghadapi aku yang suka marah-marah, manja dan jahil. Dan begitu banyak hal lainnya yang membuatku
jatuh cinta kepadanya.
Aku jatuh cinta dengan pipi gelembungnya :P |
Kini hampir dua tahun sudah aku
menjalani hubunganku dengannya dan Alhamdulillah pada bulan Januari 2015
kemarin dia dan keluarganya datang ke rumah dan kami sepakat untuk naik tingkat
ke jenjang yang lebih serius. Dan Insya
Allah pada tanggal 30 April 2015 besok aku dan dia akan resmi menjadi sepasang suami-istri. Tulisan ini memang sengaja aku buat untuk
menyambut moment terindah itu. Moment
dimana Allah dan Malaikat-malaikatNya menjadi saksi saat dirinya mengikrarkan
Mitsaqan Ghaliza dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Di hari itu juga, di bawah kaki langit-Nya
aku akan menjadi seorang wanita yang mengemban amanah suci untuk menjadi
belahan jiwanya hingga akhir nanti, Insya Allah.
Lalu, hikmah apa yang bisa
diambil dari kisahku ini? Kalo menurut aku pribadi, aku bisa memetik pelajaran kalo
jangan asal ngomong, nanti kemakan
omongan sendiri mengingat dulu aku sering nyinyirin orang-orang yang
pacaran lewat dunia maya. Yaelaaaaah nyari pacar lewat internet, kayak
gak ada yang nyata aja dan ternyata mak jegagiknya aku dapet jodoh lewat
twitter. Gak cukup sampai disitu, dulu
aku juga pernah nge-prek-in orang
yang pacaran LDR. Duileeeeh pacaran kok
LDR, buang-buang waktu aja, iya kalo nanti jadi.. dan ternyata dari dua
tahun aku pacaran, satu tahunnya aku habiskan dengan LDR Bogor-Jogja *standing
applause*. Nah, selain itu hikmah
terpenting dari kisah ini adalah buat kalian-kalian yang masih nylempit
jodohnya jangan khawatir, karena skenario Tuhan itu sungguh ajaib dan tak
terduga. Aku sampai sekarang juga masih
gak nyangka kalo si abang-abang stranger inilah yang jadi pasangan hidupku. Dan gak kebayang juga kalo dulu aku gak kasih
nomer handphone atau aku masih tetep gak nanggepin dia, apa yang akan terjadi? Hmm anyway, aku sangat bersyukur dengan garis
hidup yang ditakdirkan untukku, aku sangat bersyukur memiliki Khamdan
Primandaru sebagai calon suami aku. Maturnuwun
Gusti, semoga keluarga kami menjadi keluarga kecil bahagia yang sakinah mawadah
warahmah seperti impian kami. Aamiin
Aamin Ya Rabbal alamin
Semoga kita langgeng selalu sampai kakek-nenek seperti maskot andalan kita ini ^^ |
I love you, my stranger...
Selamaaat yaaa kikiw bang daruuuuu. Aku bahagia bangeeeeet.
BalasHapusnice story ki, semoga aku bisa segera menuliskan cerita yang sama kayak kamu. sukses untuk persiapannya besok, mudah-mudahan lancar acaranya. maaf ya nggak bisa hadir, tapi insya allah doaku mengiringi :)
BalasHapuscie, semoga lancar kik!
BalasHapusselamat qyu semoga lancar 😋
BalasHapusSelamat ya Kiki, turut berbahagia!
BalasHapusaku sedih bacanya, Semoga kikik selalu bahagia, Aamiin
BalasHapusGa nyangka kisah kikik so sweet sekalik :')
BalasHapusSelamat menempuh hidup baru ya kik,
Semoga menjadi keluarga yg samawa...ditunggu kisah bahagia selanjutnya :))
Ngeri-ngeri sedap nih.. hehe
BalasHapusbtw, selamat ya Kiw, semoga menjadi keluarga SAMARA, Barakallah.
Kikiw, gadis bersuara ngebass udah mw jd istri... Terharu, merinding aku baca kisahmu.. Turut bahagia, doa terbaikku utk kalian berdua.. Maaf ga bs hadir besok... Sehat2 ya, smg berkah.. Kuamini tiap doamu..aamien..
BalasHapusAku bacanya nahan napas kak hehe.
BalasHapusSalah satu kebahagiaan perempuan itu ya saat dilamar dan menuju pelaminan hehe.
Tuhan itu unik ya mempertemukan kita dgn jodoh kita hehe.
Turut bahagia banget kak, semoga menjadi keluarga yang selalu bahagia sampai maut memisahkan :)